Release Date | : | August 5, 2010 |
File Size | : | MB |
Abstract
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada triwulan II tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 menurun sebesar 2,35 persen terhadap triwulan I tahun 2010 (q-to-q). Pertumbuhan negatif ini terjadi karena produksi sektor pertanian menurun, sedangkan sektor lainnya mengalami peningkatan. Sektor pertanian mengalami kontraksi sebesar 36,88 persen karena produksi padi dan jagung menurun sangat signifikan akibat faktor musim masing-masing sebesar 43,37 persen dan 82,93 persen. Sektor pertanian memberikan andil terendah (-8,36 persen) terhadap pertumbuhan PDRB triwulan II tahun 2010 (q-to-q).Walaupun pertumbuhan q-to-q negatif, tetapi PDRB Provinsi DIY pada triwulan II 2010 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2009 (y-on-y) mengalami peningkatan sebesar 5,45 persen. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 7,69 persen (y-on-y) karena maraknya aktivitas perdagangan dan restoran terkait awal liburan di bulan Juni.Pertumbuhan secara kumulatif sampai dengan triwulan II 2010 terhadap kumulatif triwulan yang sama tahun sebelumnya (c-to-c) mencapai 4,43 persen. Sektor-sektor yang memberi andil positif adalah: perdagangan, hotel dan restoran; keuangan, real estat dan jasa perusahaan; jasa-jasa; pengangkutan dan komunikasi; industri pengolahan; konstruksi; listrik, gas dan air bersih; serta pertambangan dan penggalian. Sebaliknya, sektor pertanian memberi andil negatif terhadap perekonomian DIY.Nilai nominal PDRB Provinsi DIY pada triwulan II 2010 mencapai Rp 10,90 triliun atas dasar harga berlaku dan nilai riilnya sebesar Rp 5,09 triliun atas dasar harga konstan 2000.Sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar dalam perekonomian Provinsi DIY pada triwulan II 2010 adalah sektor jasa-jasa sebesar 21,55 persen; kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (20,65 persen); sektor industri pengolahan (13,77 persen); dan sektor pertanian (11,90 persen); sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mempunyai peranan terkecil yaitu 0,73 persen.Pada sisi penggunaan, pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar 18,76 persen pada triwulan II 2010 dibandingkan dengan triwulan I 2010 (q-to-q). Kemudian diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) naik 4,93 persen dan konsumsi rumah tangga 1,78 persen.Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2009 (y-on-y) terjadi kenaikan pada komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 7,35 persen; komponen konsumsi pemerintah 7,24 persen dan komponen PMTB 3,34 persen.Pertumbuhan secara kumulatif (c-to-c) didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga (7,23 %), konsumsi pemerintah (7,66 %), dan PMTB (4,76 %).Bagian terbesar PDRB masih digunakan untuk keperluan konsumsi rumah tangga, yaitu 49,03 persen, kemudian diikuti oleh PMTB 31,86 persen serta konsumsi pemerintah 30,05 persen.